Ulubelu,Tanggamus.-
Kumparan88news.com.-
Kondisi SMA Negeri 2 Ulubelu kembali menjadi sorotan tajam publik. Lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi ruang belajar nyaman bagi ratusan siswa justru tampak nyaris tertutup rumput liar dan minim perawatan. Padahal setiap tahunnya dana BOS Reguler turun dengan porsi 10–20% untuk pemeliharaan ringan, termasuk kebersihan dan perawatan lingkungan sekolah.
Namun faktanya, kondisi lapangan justru menunjukkan dugaan kuat bahwa pemeliharaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Rumput dibiarkan meninggi, fasilitas tidak terawat, hingga menciptakan suasana sekolah yang jauh dari standar lingkungan pendidikan.
Warga menilai, jika dana pemeliharaan benar digunakan, tidak mungkin sekolah terlihat seperti lahan terbengkalai. Sorotan pun mengarah pada kepala sekolah yang diduga melakukan penyimpangan penggunaan dana BOS, terutama pada item pemeliharaan ringan.
“Ini sekolah atau kebun? Kalau memang ada anggaran perawatan, kenapa lingkungan seperti ini? Jangan-jangan rumputnya saja yang dirawat, bukan sekolahnya,” ujar warga dengan nada kesal.
“Sindiran keras untuk Dinas Pendidikan”
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, turut disindir keras karena dinilai tidak melakukan fungsi pengawasan terhadap sekolah-sekolah di wilayahnya.
“Setiap tahun dinas bicara evaluasi, pengawasan, monitoring. Tapi buktinya? Sekolah bisa rusak dan jorok seperti ini tanpa ada tindakan. Jangan-jangan pengawasnya cuma lewat pintu gerbang,” tambah salah satu orang tua siswa.
Jika dugaan penyimpangan dana BOS benar terbukti, kepala sekolah dapat terjerat aturan hukum seperti:
1. Permendikbud 63/2022 tentang BOS Reguler
2. PP 17/2010 jo. PP 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Potensi pasal penyalahgunaan anggaran negara jika ditemukan unsur korupsi, manipulasi laporan, atau mark-up pembiayaan.
“Tuntutan Warga”
a. Pemeriksaan penggunaan dana BOS Reguler di SMA Negeri 2 Ulubelu
b. Evaluasi kinerja kepala sekolah
c. Tindakan tegas dari Dinas Pendidikan agar kejadian seperti ini tidak terus berulang
Masyarakat berharap pihak berwenang tidak hanya datang melakukan seremonial, tetapi turun langsung melihat kondisi sekolah dan mengusut penggunaan anggaran yang diduga tidak tepat sasaran.
Hingga Berita ini di terbit kan pihak sekolah belum memberikan klarifikasi resmi.
Tim media akan terus mengikuti perkembangan kasus ini dan menggambar kan dugaan dugaan yang muncul berdasar kan temuan faktual di lapangan.
(*).









